Selasa, 25 Februari 2014
1964 seri Sukarno
Seri Sukarno emisi 1964 ini hanya terdiri dari 2 pecahan dengan 5 variasi, masing-masing 3 variasi untuk pecahan satu Rupiah dan 2 variasi untuk pecahan dua setengah Rupiah. Uang ini merupakan uang kertas Pemerintah Republik Indonesia yang dicetak oleh Percetakan Kebajoran. Mari kita lihat bersama.
Satu dan dua setengah Rupiah seri Sukarno 1964
Pecahan 1 Rupiah 1964
Pada bagian depan uang yang berwarna merah ini bergambar Presiden Soekarno dengan latar belakang pohon tebu. Ditandatangani oleh Dr. Soemarno Sosroatmodjo yang menjabat sebagai menteri keuangan periode 13 November 1963 - 25 Juli 1966. Pengaman yang digunakan adalah tanda air Garuda Pancasila yang terletak di bagian tengah uang. Selain itu juga terdapat rumus rahasia pada nomor serinya.
Pada bagian belakang terdapat gambar penari wanita yang menurut buku Sejarah Bank Indonesia Periode II: 1959-1966 merupakan gambar Dewi Srikandi.
Bagian belakang uang bergambar penari wanita (Srikandi)
Dewi Srikandi menurut pewayangan Jawa merupakan seorang wanita yang mahir mempergunakan senjata panah. Kepandaian tersebut ia dapatkan sewaktu berguru pada Arjuna yang kemudian menjadi suaminya. Ciri khas dewi ini selain berwajah cantik adalah selalu membawa anak panah dipunggungnya.
Penari wanita yang menggambarkan Dewi Srikandi
VARIASI
Pecahan ini memiliki 3 variasi berdasarkan tulisan pencetaknya, yaitu :
1. Tanpa pencetak alias kosong
2. Pertjetakan Kebajoran
3. P.N. Pertjetakan Kebajoran
Tiga variasi pecahan 1 Rupiah 1964
Perubahan dari Pertjetakan Kebajoran menjadi P.N. Pertjetakan Kebajoran tidak lepas dari status perusahaan yang berubah dari Perusahaan Pertjetakan Negara Kebajoran menjadi Perusahaan Negara (P.N.) Pertjetakan Kebajoran dengan direksi dipegang oleh Bank Indonesia. Perubahan ini terjadi sekitar tahun 1963.
Perbedaan pencetak, tanpa P.N. (atas) dan dengan P.N. (bawah)
Variasi 1. Tanpa pencetak
Terdiri dari 2 huruf diikuti 6 angka.
Prefiks tertinggi yang saya catat adalah EF (mohon koreksi bila ada yang memiliki lebih dari EF), berarti perkiraan populasi adalah :
6 angka yang terpakai semua, berarti setiap 1 prefiks sekitar 1 juta lembar
Huruf X dan I diasumsikan tidak terpakai berarti ada 24 huruf
AA - AZ ada 24 x 1 juta lembar = 24 juta lembar
AA - DZ ada 4 x 24 juta lembar
EA - EF ada 6 x 1 juta lembar
Total semua AA - EF adalah sekitar 102 juta lembar.
Variasi 1, tanpa pencetak
Variasi 2. Pertjetakan Kebajoran
Terdiri dari 3 huruf diikuti 6 angka dengan kunci terletak pada huruf pertama. Angka selalu dimulai dengan 0 sehingga yang terpakai penuh hanya 5 angka.
Sampai saat ini huruf terbesar adalah BVA (mohon koreksi bila ada yang lebih besar lagi), sehingga populasi bisa diperkirakan sebagai berikut:
Setiap satu prefiks (misal AAA) memiliki 5 angka yaitu 100.000 lembar
Huruf X dan I diasumsikan tidak terpakai, sehingga total ada 24 huruf dari A sampai Z
AAA - AAZ ada 24 x 100.000 lembar = 2,4 juta lembar
AAA - AZZ ada 24 x 24 x 100.000 lembar = 57,6 juta lembar
BAA - BUZ ada 20 x 24 x 100.000 lembar = 48 juta lembar
BVA ada 100.000 lembar
Sehingga total dari AAA - BVA ada sekitar 105,7 juta lembar.
Variasi 2. Pertjetakan Kebajoran
Variasi 3. P.N. Pertjetakan Kebajoran
Variasi ini memiliki ciri sebagai berikut :
1. Terdiri dari 3 huruf 6 angka
2. Huruf terakhir yang terdata selalu Y (penting diperhatikan). Sampai saat ini prefiks terbesar yang tercatat adalah BOY (sekali lagi mohon koreksi bila teman-teman memiliki prefiks yang lebih besar lagi).
3. Angka pertama selalu 0
Mari kita hitung berapa perkiraan populasinya :
AAY = 100.000 lembar
X dan I diasumsikan tidak terpakai
AAY - AZY = 24 x 100.000 lembar = 2,4 juta lembar
BAY - BOY = 14 x 100.000 lembar = 1,4 juta lembar
Total dari AAY - BOY ada sekitar 3,8 juta lembar
Variasi 3. P.N. Pertjetakan Kebajoran
Dengan demikian kita sudah mendapatkan angka perkiraan populasi dari ketiga variasi tersebut, yaitu 102 juta lembar untuk variasi 1, 105,7 juta lembar untuk variasi 2 dan hanya 3,8 juta lembar untuk variasi 3. Atau bila dibuat perbandingan antara variasi 1 : 2 : 3 adalah 27 : 28 : 1.
Jadi dari setiap 56 lembar uang ini hanya terdapat 1 lembar variasi 3. Sungguh jumlah yang sangat sedikit, tidak heran harganya sangat mahal bila dibandingkan kedua variasi lainnya.
Pada lelang Java Auction tahun 2005, selembar uang variasi 3 yang berkondisi UNC terjual seharga Rp.1 juta belum termasuk fee 15%. Padahal harga variasi 1 dan 2 tidak lebih dari beberapa puluh ribu rupiah saja.
Variasi 3 UNC ditawarkan dengan harga Rp.1 juta pada lelang tahun 2005
Karena harga variasi 3 jauh lebih tinggi dibandingkan variasi lainnya, maka jangan heran bila ada oknum2 tertentu yang bermaksud untuk memanipulasi, mereka berpikir dengan menambahkan P.N. Pertjetakan Kebajoran pada variasi 1 atau P.N. pada variasi 2, maka semuanya akan beres. Mereka tidak tahu bahwa variasi 3 memiliki ciri-ciri khas seperti yang saya sebutkan di atas yaitu :
1. Terdiri dari 3 huruf 6 angka
2. Huruf ketiga yang tercatat selalu Y dan
3. Angka pertama selalu 0
Menurut ketiga ciri tersebut, coba kita perhatikan gambar uang yang terdapat di KUKI.
Pertanyaan saya: Apakah uang yang diberikan nomor H-286 tersebut sesuai? Perhatikan sisi depan yang bertulisan P.N. (variasi 3) dan bandingkan dengan nomor seri pada sisi belakangnya.
Gambar uang pada KUKI tidak sesuai antara sisi depan dengan sisi belakangnya, sisi depan menampilkan variasi 3 sedangkan sisi belakang adalah milik variasi 1. Saya yakin teman-teman semua tidak ada yang menyadari kekeliruan ini, tetapi sekarang tentu sudah tahu jawabannya bukan?
Jenis-jenis lain
Selain versi beredar, ditemukan juga variasi-variasi lain seperti :
SPECIMEN
Semua variasi seharusnya ada versi SPECIMEN nya, tetapi saya belum mendapatkan gambar specimen variasi 3. Perhatikan prefiksnya yang dimulai dengan huruf X.
PROOF
Tanpa nomor seri, pernah ditampilkan di Java Auction beberapa tahun yang lalu.
Pecahan 2,5 Rupiah 1964
Sisi depan bergambar sama dengan pecahan 1 Rupiah, dengan warna dominan biru tua. Sisi belakang bergambar penari wanita yang menurut literatur adalah Dewi Larasati. Seperti halnya Dewi Srikandi, Larasati ternyata adalah salah satu istri Arjuna juga.
Bagian belakang bergambar penari wanita (Dewi Larasati)
Variasi
Terdapat 2 variasi pada pecahan ini yaitu
1. Tanpa pencetak
2. Pertjetakan Kebajoran
Dua variasi: Tanpa pencetak (atas) dan Pertjetakan Kebajoran (bawah)
Variasi 1. Tanpa pencetak
Terdiri dari 2 huruf dan 6 angka, variasi ini umum ditemukan dan bernilai tidak terlalu tinggi, hanya sekitar beberapa puluh ribu rupiah saja.
Variasi 1. Tanpa pencetak
Variasi 2. Pertjetakan Kebajoran
Terdiri dari 3 huruf dan 6 angka dengan angka pertama selalu 0. Variasi ini juga cukup banyak dan mudah ditemukan. Harga sedikit lebih mahal bila dibandingkan variasi 1.
Variasi 2. Pertjetakan Kebajoran
Harga pecahan 2,5 Rupiah 1964 menurut KUKI 2010
Versi lain
Selain versi beredar juga ditemukan versi SPECIMEN nomor jalan yang dimulai dengan huruf X.
Specimen nomor jalan pecahan 2,5 Rupiah 1964
Kesimpulan seri Sukarno 1964 :
1. Terdiri dari 2 pecahan: 1 dan 2,5 Rupiah
2. Pecahan 1 Rupiah memiliki 3 variasi, dan variasi P.N. merupakan tersulit sekaligus termahal
3. Variasi P.N. memiliki ciri tertentu, harap dipelajari agar tidak tertipu
4. Terdapat jenis-jenis lain seperti Specimen dan Proof
Jakarta 16 September 2010
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. KUKI
2. Standard Catalog of World Paper Money
3. Percetakan Uang RI dari Masa Ke Masa (Perum Peruri)
4. Sejarah Bank Indonesia Periode II
5. Wikipedia
6. Koleksi teman-teman kolektor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar