Kamis, 05 Desember 2013
Catatan Catatan Sebelum Kematian Ustadzah Yoyoh Yusroh
Sahabat Hikmah...
Umat Islam di Indonesia telah kehilangan ibu yang merupakan sosok panutan..
Ibu yang mempunyai 13 orang anak, tetapi mempunyai segudang aktifitas ...
Dan anak-anaknya juga menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
Beliau adalah Ustadzah Yoyoh Yusroh...
Beliau menikah dengan Ust. Budi Dharmawan, dikaruniai 13 anak, 9 putra, 4 perempuan.
1. Ahmad Umar Al-Faruq, lahir pada 20 Desember 1985
2. A Izza Jundana, kuliah di International University, Sarajevo, Bosnia
3. Asmah Karimah, kuliah di Fakultas Pertanian UGM.
4. Huda Robbani lahir Oktober 1990. Mas Huda ini jago renang.
5. Shalahuddin Al Ayubi, Seperti nama panglima Islam.. Dia lahir 13 April 1992.
6. Jakfar Athoyar (lahir Maret 1993) di Gontor.
7. Salma Salimah lahir April 1994, nyantri di Ponpes Assyifa, Subang Jawa Barat.
8. Muhammad Ayyasy lahir 13 April 1996 di Ponpes Al Hikmah, sudah hafal Quran 30 juz.
9. Walid Ghazin, lahir Juli 1997.
10.Adil Gholib lahir September 1998.
11.Abdulah Aminuddin, lahir 16 Januari 2000.
12.Helma Hamimah lahir Juli 2001.
18.Rahma Rahimah, putri ragilnya lahir Januari 2003.
Ketika beliau ditanya, bagaimana kiat mendidik 13 putra dengan kesibukan seperti Bunda Yoyoh? Jawab beliau;
“Mereka milik Allah, kami hanya dititipi. Kami selalu mohon bantuan Pemiliknya untuk menjaga mereka, mendoakan kebaikan di manapun berada. Selebihnya seperti dalam QS An Nisaa’ ayat 9, cara membesarkan anak adalah dengan mewujudkan taqwa dalam ‘amal & jujur dalam kata.” (sALIM a fILLAH)
Ustadzah Yoyoh Yusroh adalah salah seorang tokoh pendiri PKS.
Wanita yang biasa disapa ustadzah Yoyoh ini dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja.
Ibu dari 13 orang anak ini lahir di Tangerang, 14 November 1962. Dia menjadi anggota DPR selama tiga periode sejak tahun 1999 dan sudah menempati sejumlah komisi.
Ustadzah Yoyoh juga kini aktif sebagai anggota Dewan Pakar ICMI Tahun 2005-2010, bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Lansia.
Sejumlah tanda jasa pun pernah diterimanya, seperti International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2000, International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2003, dan Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001
Kematian beliau sangat mendadak, Beliau mengalami kecelakaan di Tol Kanci setelah menghadiri wisuda anak sulungnya di UGM...
Sahabat Hikmah...
Sebelum kematiannya, beliau telah menulis tulisan yang akan dimuat di sebuah majalah, tetapi belum sempat dimuat beliau keburu meninggal dipanggil oleh Allah SW, tulisan itu berjudul:
Kematian Sebuah Misteri
Siapapun manusia didunia ini, baik ulama, cendikiawan, dokter, psycholog, para normal atau apapun statusnya tidak akan tahu kapan hari, jam, dan tanggal kematiannya. Karena kematian seseorang merupakan hak prerogative Allah SWT yang tidak pernah diumumkan kepada manusia.
Untuk para hamba yang memiliki pemahaman seperti ini, ia akan selalu siaga untuk menghadapi hari kematiannya dengan berbagai amal yang diridhoi Allah SWT. Siaga menghadapi kematian melebihi kesiagaan dalam hal lain. Misalnya saat ini banyak orang melakukan siaga bencana, siaga perang, siaga banjir dan siaga-siaga lainya tapi luput programnya dari siaga kematian. Padahal kematian adalah sebuah misteri, ia akan merenggut siapa saja didunia ini dengan tidak mengenal usia. Bukan hanya orang tua, tetapi anak muda, remaja bahkan bayi sekalipun dapat meninggal tanpa diprediksi. Kematian juga tidak mengenal apakah orang itu sakit atau sehat, karena terbukti orang yang sehat, segar dan bugar juga bisa mengalami mati mendadak.
Kematian juga tidak selalu dialami seseorang secara sendirian, karena bila Allah SWT menghendaki kematian bisa dialami oleh sebuah komunitas, atau suatu bangsa di suatu daerah , atau suatu wilayah atau suatu negara dalam jumlah yang sangat menakjubkan. Contoh peristiwa gempa bumi di Padang Sumatera Barat atau Tsunami di Aceh dan yang terakhir di Jepang.
Sebagai seorang muslim kematian yang didambakan adalah mati syahid dalam membela agama Allah SWT, mempertahankan hak seperti yang dilakukan oleh saudara kita yang ada di Palestina saat ini dalam melawan Israel yang mengambil tanah mereka, menguasai masjid Al Aqsa dan berbagai hak hidup mereka. Namun karena kematian sebuah misteri tidak semua mereka yang berjuang mendapat karunia syahadah seperti yang di harapkan.
Ada juga yang mengharapkan kematian setelah melakukan ibadah seperti setelah selesai sholat, setelah berbuka puasa atau setelah selesai melaksanakan ibadah haji,atau ibadah-ibadah lainnya. Banyak harapan mereka yang dikabulkan Allah SWT. Rita seorang aktifis dakwah di kota Tangerang teman saya menceritakan bahwa pada bulan Ramadhan tahun 2009 seorang bapak bernama Ahmad ikut sholat tarawih. Setelah selesai sholat dan sedang berdzikir, ia terjatuh dan kemudian meninggal dunia. Cerita lain tentang seorang ibu yang baru selesai berbuka kemudian terjatuh dan segera dilarikan kerumah sakit. Tak lama kemudian ia meninggal dirumah sakit.
Ada lagi peristiwa yang sangat memilukan. Seorang ibu yang baru selesai menunaikan ibadah haji meninggal di pesawat GA 981. Ketika ia menaiki tangga, pas di anak tangga yang terakhir dekat pintu ia terjatuh dalam posisi duduk. Kebetulan penulis duduk di dekat pintu sehingga terlihat jelas bagaimana ia terjatuh dan dibantu suaminya untuk duduk. Ia terlihat sangat lemah , sehingga dibaringkan dan di gotong oleh teman-temannya sesama jamaah haji dari Solo. Saat digotong dan lewat di hadapan penulis, penulis berdiri dan sempat memegang kakinya yang terasa sangat dingin. Kemudian pramugari melalui pengeras suara menanyakan siapa penumpang yang dokter. Ia mohon bantuannya untuk menolong pasien yang sedang sakit. Ternyata ada dua dokter laki laki dan perempuan yang siap menolong, kemudian agak ramai mereka mondar mandir karena posisi duduk ibu Hartati-nama ibu itu- di kelas ekonomi agak rumit untuk mendapat bantuan. Akhirnya kebijakan crew pesawat ibu Hartati di pindahkan ke kelas bisnis untuk memudahkan pengurusannya.
Setelah pesawat take off beberapa menit dan suasana agak tenang, masing masing petugas duduk kembali ke kursi masing masing. Penulis mencoba melihat ibu Hartati di tempatnya, ternyata beliau tidur mendengkur disebelah suaminya. Tidak lama kemudian terlihat suasana yang agak ribut. Ternyata ibu Hartati sudah meninggal. Ia meninggal dalam posisi duduk. Terpikir oleh penulis tidak mungkin selama 9 jam mayat bisa bertahan duduk di kursi. Akhirnya setelah musyawarah dengan crew pesawat jenazah ibu Hartati diletakkan dibelakang barisan kursi bisnis terakhir dengan beralaskan plastik. Hal ini menjadi PR bagi penulis untuk memberi masukan kepada pihak penerbangan. Ketika rapat kerja bulan Mei 2010 dengan pengelola maskapai Garuda di komisi VIII yang membincang masalah biaya penerbangan haji, penulis sampaikan kepada Dirut Garuda pak Emir Sattar bahwa penerbangan harus selalu mempersiapkan KIT untuk jenazah berupa kantong mayat, karena sangat mungkin dalam penerbangan jauh atau dekat ada seseorang yang tiba ajalnya. Saat itu beliau mengaminkan, dan mudah-mudahan sekarang sudah direalisasikan.
Itulah kematian yang merupakan hak penuh Allah SWT, yang tidak bisa di duga oleh siapapun. Ia adalah لا يستاءخرون ساعة ولايستقدمون..... Tidak bisa ditunda sedikitpun atau di percepat. Wallahu alam bis showwab.
Madinah Almunawwarah
23/04/2011
Yoyoh Yusroh
Sahabat Hikmah...
Bahkan beberapa hari sebelum meninggal, beliau menuliskan SMS berisikan kegelisahan dan muhasabah hatinya kepada seorang akhwat tentang kedudkannya di dalam syurga Allah :
“ Ya robb, aku sedang memikirkan posisiku kelak diakhirat.
Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita Khodijah al-Kubroyang berjuang dengan harta dan jiwanya?
Atau dengan Hafsah binti Umar yang di bela oleh Allah saat akan dicerai karena showwamah (rajin puasa-red) dan qowwamahnya (rajin tahajud-red) ?
Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500 an hadits, sedang aku....ehm 500 juga belum...
Atau dengan Ummu Sulaim yang shobiroh (penyabar)
Atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad...
Atau dengan siapa ya... Ya Allah, tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliah mereka...sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dgn mereka di taman firdausMu."
Sahabat Hikmah...
Hampir sama
Antara kehidupan yang baik
Dengan kematian yang baik
Keduanya sama-sama baik
Hampir sama
Antara kehidupan yang buruk
Dengan kematian yang buruk
Keduanya sama-sama buruk
Cara mati kita
Hanya cermin
Cara hidup kita….
Semoga dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT dan amal ibadahnya diterima disisi-Nya,
Dan mendapat posisi yang mulia bertemu dengan para penghunui surga seperti yang menjadi obsesinya..
Amiin Yaa Rabbal Alamiin
OFA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar